Trofi supercopa ke 14 untuk Barcelona tadi malam, Real Madrid harus mengakui kehebatan skuat Lewandowski dengan skor telah 1 – 3 selama 90 menit waktu normal. Setelah piala dunia berakhir tentunya para pemain kembali ke klubnya masing – masing, tidak terkecuali barcelona yang banyak dihuni pemain asli Spanyol. Seperti yang kita ketahui banyak pemain muda seperti Pedri dan Gavi menjadi sorotan di piala dunia, walaupun tidak lolos sampai ke final namun mereka memberikan performa terbaik pada saat el classico pertama tahun ini. Tadi malam Real Madrid maupun Barcelona menggunakan formasi yang sama yaitu 4 – 3 -3 dimana mereka mengutamakan pemain tengah untuk menyusun serangan, Modric dan Pedri mengadu kecepatan mengarahkan bola ke Benzema atau Lewandowski. Barcelona yang sangat terkenal dengan akurasi operan yang baik berhasil menguasai permainan pada babak pertama, jelas terlihan asuhan Xavi mengobrak abrik pertahanan Real Madrid. Dengan trio tengah terbaik mereka pada menit 33 Barcelona berhasil membuat keunggulan melalui operan Lewandowski kepada pemain muda Gavi, tak sampai disitu babak pertama berakhir dengan skor 2- 0 karena tambahan gol Gavi kedua.
Tentunya dengan ketinggalan skor 2 – 0 pelatih Carlo Ancelloti berpikir keras untuk mengubah keadaan, menit istirahat yang sangat padat untuk kedua tim. Setelah waktu turun minum usai maka Real Madrid memasukkan Rodygo sebagai pemain menyerang, sehingga kini Los Blancos mempunyai sistem serang yang lebih baik. Namun bukan mendapat moment emas justru Barcelona terus menyerang, sayangnya Dembele yang berhadapan satu lawan satu dengan Curtois tidak dapat mencetak gol. Terus menyerang membuat bek belakang asuhan Ancelotti kelelahan dan membuat banyak peluang terbuka, Pedri tidak membuang percuma peluang yang diberikan Gavi dan skor menjadi 3 – 0. Dengan waktu tersisa normal kurang lebih 20 menit ini menjadi awal game over untuk Real Madrid, segala percobaan digunakan oleh pemain depan Madrid yaitu Benzema dan Rodrygo. Pada jarak yang cukup jauh sekitar 25 meter Rodrygo melakukan percobaan menembak bola secara kencang ke arah gawang Barcelona, alhasil Marc Terstegen tidak bisa membendungnya. Dengan skor sementara 3 – 1 para pemain Madrid mencoba menggandakan golnya, namun sayang sekali hanya tendangan Benzema yang berhasil diberikan itupun tidak membuahkan hasil.
PENUH DENGAN PEMAIN MUDA APAKAH INI AWAL REGENERASI BARCELONA
Setelah perginya bintang juara dunia yaitu Lionel Messi tim Barcelona seperti kehilangan mesin golnya, terlihat dari full musim Barcelona tidak meraih tropi apapun. Xavi yang dipercayakan sebagai pelatih utama berhasil membawa Lewandowski ke Barcelona, tanpa perlu adaptasi lama penyerang Munchen ini berhasil banyak mencetak gol. Namun memang sayang sekali pada musim itu Benzema lebih bersinar karena bisa membawa Real Madrid memenangkan Liga Champions, ditambah ballon dor berhasil diidapatkan Benzema tahun itu. Menambah Lewandowski saja tidak cukup, karena Dembele sangat sering cedera saat bermain untuk Barcelona ini membuat Xavi harus banyak memutar otak. Kita tahu Barcelona saat ini tidak mempunyai dana yang melimpah, bahkan beberapa pemain lama atau senior seperti Pique memberikan diskon untuk gajinya. Xavi yang mempunyai tipikal bermain tiki taka membuat keputusan untuk banyak memainkan pemain muda, beruntung Spanyol mempunyai banyak pemain muda yang bersinar di piala dunia U-23. Pemain seperti Gavi dan Pedri sangat bersinar, mempunyai tenaga yang sangat banyak dan kegigihan untuk merebut bola menjadi keunggulan mereka.
Dengan perginya banyak pemain senior maka Barcelona harus siap melakukan regenerasi terhadap squad utamanya, terutama dalam lini tengah dan juga lini serang depan. Bahkan tidak cuma Barca saja yang harus siap melakukan regenerasi untuk timnya, sekelas Real Madrid juga sudah mulai mencoba starter pemain muda mereka. Tentunya El Classico pertama ini menjadi ajang yang sangat penting bagi para pemain muda seperti Gavi dan Rodrygo, walaupun harus dimenangkan oleh Barcelona mereka sudah memberikan performa terbaiknya masing – masing. La Liga Spanyol akan menjadi pembuktian terbesar mereka apakah bisa konsisten mempertahankan permainan terbaik mereka dalam semua pertandingan, hal yang ditunggu – tungu keluar para pemain muda dengan julukkan “Messi Baru” atau “Ronaldo Baru”. Namun penting juga pada masing – masing pelatih agar bisa mengkondisikan mereka pada performa terbaiknya, akan jadi mahal dan emas jika mereka berhasil menjadikan pemain muda pada performa terbaik.
You must be logged in to post a comment Login